Botulinum toxin atau botox adalah obat bisa digunakan untuk mengurangi kerutan di wajah, mengobati migrain kronis, kaku otot, atau overactive bladder. Selain itu, botox juga digunakan dalam pengobatan cervical dystonia, keringat berlebih (hiperhidrosis) di ketiak, atau kedutan pada mata.
Botox berasal dari neurotoksin bakteri Clostridium botulinum yang dapat merelaksasi atau melumpuhkan otot dengan cara menghambat aliran signal saraf. Efek suntikan botox hanya bersifat sementara.
Cara Menggunakan Botox Dengan BenarBotox akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan ke dalam otot (intramuskular/IM) sesuai anjuran dokter.
Anda disarankan untuk menghindari konsumsi alkohol setidaknya 1 minggu sebelum prosedur penyuntikan. Untuk mencegah memar, Anda juga harus menghentikan penggunaan aspirin dan obat pengencer darah 2 minggu sebelum perawatan.
Suntikan botox dapat diberikan ke lebih dari satu area, tergantung pada kondisi pasien. Apabila suntik botox diberikan di bagian otot mata, dokter mungkin akan menyarankan untuk menggunakan obat tetes mata, salep, lensa kontak khusus, atau alat bantu lain untuk melindungi permukaan mata.
Jika Anda melakukan suntikan botox untuk mengatasi keringat berlebih, disarankan untuk mencukur bulu ketiak dan tidak menggunakan deodoran atau parfum sehari sebelum disuntik. Jangan berolahraga dan mengonsumsi makanan atau minuman panas atau pedas, setengah jam sebelum disuntik.
Waktu yang dibutuhkan hingga efek botox terlihat secara signifikan dapat berbeda pada tiap orang. Pada umumnya, efek sudah terlihat dalam beberapa hari dan akan bertahan selama 3 bulan.
Hindari menggosok-gosok bagian yang baru disuntik selama 24 jam.
Ulangi suntikan tiap 3 bulan atau sesuai anjuran dokter guna mempertahankan efek botox. Disarankan untuk melakukan suntik botox dengan dokter yang sama. Jika ada perubahan, beri tahu kondisi dan frekuensi suntikan botox sebelumnya, agar pemberian suntik botox dapat disesuaikan.